Sementara perang terus berlanjut, di sisinya kini tampak Orochimaru dan
dua anggota timnya sedang berada di atas dahan pohon raksasa, tak jauh
dari tempat Tsunade terbaring. Di sekitar tubuh Tsunade, tampak ratusan
Katsuyu kecil, empat katsuyu yang ukurannya lebih besar, dan satu yang
paling besar.
"Uukh, besar sekali siputnya.. aku jadi penasaran berapa banyak garam
yang harus digunakan untuk mengalahkan mereka.." ucap Suigetsu. "Itu
hanyalah bagian kecil dari Katsuyu, kuchiyose yang dipanggil dari
Shikkotsu. Aslinya jauh lebih besar lagi.." jelas Orochimaru.
"Yang harus kita pikirkan itu mengenai hokage kelima, bukan siput-siput
ini!!" ucap Karin. "Kau tak perlu mendengar apa yang dia katakan,
orochimaru-sama, lanjut saja pada rencana kita.."
"Apa kau kesal karena kau dijauhkan dari Sasuke??" tanya Orochimaru.
"Tentu sa... tidak!!! ayo langsung saja, Suigetsu bodoh!!" bentak Karin.
"Kenapa kau marah padaku!??? seseorang yang hanya ingin menuangkan
garam pada siput??"
"Pertama, Tsunade.. ayo.." Orochimaru tak mau berlama-lama lagi dan
kemudian meloncat ke bawah menuju tempat Tsunade berada. Keadaan Tsunade
begitu kritis, tubuhnya terpisah lumayan jauh dan hanya dihubungkan
oleh ratusan Katsuyu kecil. Dan... meski tak diperlihatkan dengan jelas,
sepertinya tubuh mudanya telah menjadi keriput.
"Tsunade-sama!!" Katsuyu yang paling besar kaget saat Orochimaru dan dua rekannya mendarat di sana.
"Eh?? Apa Hokage kelima memang setua ini??" Karin bertanya-tanya. "Uukh,
dan pinggangnya juga, panjang sekali.." ucap Suigetsu. Dua bagian tubuh
Tsunade dihubungkan dengan gumpalan katsuyu, jadi kelihatannya seperti
dia punya pinggang yang panjang.
"Kelihatannya kau sudah melakukannya dengan berlebihan, Tsunade.." ucap
Orochimaru. "Orochimaru??" dalam kondisi kritisnya Tsunade masih mampu
mengingat suara mantan teman satu kelompoknya itu.
"Katsuyu, aku datang kemari untuk merawat Hokage kelima.." ucap
orochimaru pada katsuyu yang paling bear. "Aku bukan musuh lagi
sekarang.." jelasnya.
"Tak ada alasan bagiku untuk mempercayaimu!!" ucap Katsuyu. "Dan lagi, harusnya kau sudah mati!!"
"Kalau kau melihatku melakukan sesuatu yang mencurigakan, kau bebas
membunuhku dengan asammu itu.." ucap Orochimaru. Dan mengingat keadaan
Tsunade yang semakin parah, Katsuyu tak punya pilihan lain selain
percaya. "Baik, aku percaya padamu.." ucapnya.
"Kau lebih cepat mengerti dibanding Manda.." ucap Orochimaru. "Baiklah, pertama-tama, di mana para kage lainnya??"
"Mereka sedang dirawat oleh bagian-bagianku yang lain.." empat Katsuyu
yang ukurannya bisa dibilang sedang-sedang itu ternyata sedang
menyelimuti empat kage lainnya. "Luka mereka benar-benar serius.." jelas
Katsuyu.
"Katsuyu, kenapa proses penyembuhanmu begitu lambat meskipun kau ada di sini??"
"Aku bisa menggunakan kekuatanku tergantung kekuatan Byakugou
Tsunade-sama. Kondisi Tsunade-sama benar-benar lemah saat ini, jadi aku
tak bisa menggunakan kekuatan penuhku." jelas Katsuyu.
"Jadi begitu cara kerjanya, ya? Yah, benar juga, sejauh yang kuingat aku
belum pernah melihat Tsunade selemah ini, jadi ini masuk akal.." ucap
Orochimaru.
"Aku mencoba untuk menahan agar Kuchiyosenya tidak menghilang, dan fokus
dalam penyembuhan di saat yang bersamaan. Jadi, aku tak bisa
menghubungkan tubuh Tsunade-sama dengan baik.." ucap Katsuyu.
Lalu, Orochimaru meminta Suigetsu untuk melakukannya. "Suigetsu, ambil
bagian bawah tubuh Tsunade dan kemudian sambungkan dengan tubuh
atasnya.."
"Eeh!???" Suigetsu kaget. "Aku ini lebih berbakat dalam memisahkan
tubuh, bukan menyambung.." ucapnya. Tapi tak ada pilihan lain, pada
akhirnya ia pun melakukannya.
"Aku mencoba untuk menahan agar Kuchiyosenya tidak menghilang, dan fokus
dalam penyembuhan di saat yang bersamaan. Jadi, aku tak bisa
menghubungkan tubuh Tsunade-sama dengan baik.." ucap Katsuyu.
Lalu, Orochimaru meminta Suigetsu untuk melakukannya. "Suigetsu, ambil
bagian bawah tubuh Tsunade dan kemudian sambungkan dengan tubuh
atasnya.."
"Eeh!???" Suigetsu kaget. "Aku ini lebih berbakat dalam memisahkan
tubuh, bukan menyambung.." ucapnya. Tapi tak ada pilihan lain, pada
akhirnya ia pun melakukannya.
"Uukh, siput-siput ini berlendir dan kenyal, menjijikan.." ucap
Suigetsu. "Bukannya kau juga juga sama?? Dan dengan memiliki bentuk
manusia, kau bahkan lebih menjijikan dan aneh!!" ucap Karin.
"Karin, biarkan dia menggigitmu, jadi dia bisa menyembuhkan diri.."
perintah Orochimaru ke Karin. "Eeeeh??? Aku tak mau digigit oleh orang
lain selain Sasuke.."
"Ah!! Kau baru saja mengakui kalau kau menyukai Sasuke!!" ucap Suigetsu.
"Eh!?? Ti-tidak!! Mustahil aku menyukai si Sasuke sialan itu!! Dia
bahkan mencoba untuk membunuhku!! Dan... rasanya nikmat seka... tidak!!
Bukan begitu!!!"
"Kau ini ngomong apa, sih??" ucap Suigetsu. "Lagipula, sebelum digigit
oleh Sasuke kau sudah punya banyak bekas gigitan di tubuhmu, kan.."
"Diam!! Sekarang aku hanya untuknya!!" bentak karin.
"Berhenti membuatku kesal, kata-katamu itu palsu.." ucap Suigetsu.
"Lagipula, cara kerja tubuhmu itu, itu bahkan lebih aneh dariku!!"
"Apa katamu!??"
"Kalian berdua, cepatlah.." ucap Orochimaru. "Kalian berdua sama-sama
aneh, jadi berhentilah bertengkar. Kalau kalian tak mau, aku akan
membelit kalian dengan ular-ularku, yang akan masuk melalui mulut kalian
dan kemudian mengambil alih tubuh kalian.."
"Sebenarnya yang paling aneh di sini itu kau.." ucap karin dalam hati.
"Tubuh dan jiwamu, sama-sama aneh.." ucap Suigetsu dalam hati.
Suigetsu menyatukan tubuh Tsunade, dan Karin membiarkan tangannya
digigit. "Ukh, kalau dia terus menghisap begitu banyak chakraku seperti
ini, bisa-bisa aku cepat tua.." pikir Karin.
Tak lama setelahnya, Tsunade secara perlahan kembali pulih dan tubuhnya
kembali muda. "Tsunade-sama, kau sudah baikkan sekarang!!" ucap Katsuyu.
"Tsunade, harusnya kau berterimakasih padaku.." ucap Orochimaru.
"Kenapa kau melakukan ini setelah mengkhianati desa??" Tsunade masih belum mengerti.
"Yah, sekarang aku telah menemukan obsesi baru.." ucap Orochimaru.
"Dulu, aku ingin menjadi akin yang bisa membuat kincir berputar. Tapi
sekarang, aku sadar kalau akan lebih menarik menunggu angin lain muncul.
Aku tak ingi disegel sebelum aku bisa menikmati angin itu.."
Orochimaru teringat akan Sasuke.
"Apa yang kau katakan tetap tak masuk akal seperti biasanya.." ucap Tsunade. "Tapi kurasa, kau sudah berubah.." ucapnya lagi.
"Manusia selalu berubah, atau mati sebelum mereka bisa.." Orochimaru
kini teringat dengan Jiraiya, "Dia mati dengan caranya sendiri.."
"Orochimaru, kalau saja kau berubah lebih awal, Jiraiya mungkin masih
hidup sekarang.." ucap Tsunade. "Kalau begitu mungkin saja dia akan
berubah.." ucap Orochimaru. "Seperti hal nya kita, Sannin, hal-hal tak
selalu berjalan sesuai keinginan kita. Sesuatu selalu mengalami
perubahan.."
"Apa yang kau katakan tetap tak masuk akal seperti biasanya.." ucap Tsunade. "Tapi kurasa, kau sudah berubah.." ucapnya lagi.
"Manusia selalu berubah, atau mati sebelum mereka bisa.." Orochimaru
kini teringat dengan Jiraiya, "Dia mati dengan caranya sendiri.."
"Orochimaru, kalau saja kau berubah lebih awal, Jiraiya mungkin masih
hidup sekarang.." ucap Tsunade. "Kalau begitu mungkin saja dia akan
berubah.." ucap Orochimaru. "Seperti hal nya kita, Sannin, hal-hal tak
selalu berjalan sesuai keinginan kita. Sesuatu selalu mengalami
perubahan.."
"Mungkin karena itu juga aku ingin melihat kemana Sasuke akan pergi.."
ucap Orochimaru dalam hati. "Menunggu secara perlahan, sampai anginnya
muncul.."
"Yah, terimakasih karena sudah menyembuhkanku.." ucap Tsunade. "Jadi, kau sudah tahu mengenai perang ini??"
"Tentu saja, karena itulah aku bekerja sama denganmu.."
"Aku akan melaporkan kondisi terkini dari medan perang.." ucap Katsuyu.
"Bagaimana kau bisa pergi ke medan perang??"
"Kami juga akan pergi.." ucap Orochimaru. "Kau harus fokus terhadap penyembuhan para kage.." lanjutnya.
Sementara itu di medan perang, tampak Sai meloncat ke dekat Sakura. lalu, "Sakura, boleh aku menanyakan sesuatu padamu??"
Di sisi lain medan perang, tampak juga bagian tubuh Juubi telah terbakar
api hitam. Tapi, Naruto tak mau terus membiarkannya seperti itu. "Para
bijuu juga ada di dalam mahluk besar itu!! Saat dia sudah cukup dibuat
lemah, matikan api hitamnya!! Kurama dan aku akan mengeluarkan para
biju!!"
"Tidak.." ucap Sasuke. "Aku akan membakarnya.."
"!!!" Naruto kaget, "Hei, Sasuke!!!"
"Aku akan mengakhiri sistem ini, dan menciptakan yang baru.." ucap Sasuke dalam hati.
Tapi kemudian secara mengejutkan, Juubi memisah sedikit bagian tubuhnya
yang terbakar api hitam. "Sial, dia bisa memisahkannya!!" pikir Sasuke.
Kembali ke sisi Sai, ia melanjutkan pertanyaannya. "Karena aku tak
begitu mengenalnya, aku bisa memberi penilaian secara lebih obyektif.
Dan jujur saja, aku tak bisa mempercayainya sebagai seorang teman.
Bagaimana menurutmu, Sakura??"
"Tak apa.. Sasuke akhirnya kembali, aku sangat senang.. dan aku
mempercayainya.." ucap Sakura, dengan senyum yang benar-benar
dipaksakan.
"Kata-katamu mungkin tulus, tapi aku tahu... senyummu itu palsu.." pikir
Sai. Entah Sakura yang tak bisa membuat senyum palsu yang lebih
meyakinkan, atau Masashi yang kurang bisa menggambar senyum palsu untuk
Sakura (?)
Di sisi Shikamaru, dia juga mendapat firasat yang aneh. "Ada apa, Shikamaru??" tanya Ino. "Bukan apa-apa.." ucap Shikamaru.
Kembali ke sisi Tsunade, Katsuyu telah menjelaskan inti-inti pokok yang
telah terjadi di medan perang. "Dengan kata lain, situasinya benar-benar
rumit.." ucap Katsuyu. "Kalau begitu.. kita juga harus segera menuju ke
sana.."
Tampak keempat kage lainnya sudah mampu untuk kembali berdiri. Semuanya
telah sembuh. "Aku akan membawa kalian semua dengan pasirku.
Persiapkanlah chakra kalian untuk nanti.." ucap Gaara. "Aku tak tahu
cerita lengkapnya, beritahu kami lebih banyak lagi!!" ucap Raikage. "Ayo
kita bahas ini dalam perjalanan.." ucap Tsuchikage. "Ayo!!" ucap Mei.
Sementara itu di sisi Kakashi dan Obito, tampak mereka berdua saling
tusuk. Kakashi menembus tubuh Obito dengan tangan berlapis listriknya,
sementara Obito dengan kunai besarnya.
Bersambung ke
Naruto Chapter 636
Thanks to : Beelzeta